PERAN TEKNOLOGI DALAM PEMBANGUNAN


PERAN TEKNOLOGI DALAM PEMBANGUNAN
      I.     PENDAHULUAN
              Proses pembangunan dan pertumbuhan ekonomi dipengaruhi oelh dua faktor, yaitu faktor ekonomi dan faktor non ekonomi. Faktor ekonomi yang berpengaruh terhadap pembangunan dan pertumbuhan ekonomi adalah sumber daya alam, sumber daya manusia (tenaga kerja), akumulasi modal serta tenaga managerial yang mengorganisasi dan mengatur faktor produksi. Faktor ekonomi lain yang mendukung faktor-faktor produksi adalah kemajuan teknologi. Bagi kebanyakan ahli ekonomi, kemajuan teknologi dianggap sebagai sumber yang paling penting dan menentukan dalam proses pembangunan dan pertumbuhan ekonomi. Teknologi adalah bagaimana faktor-faktor produksi dikombinasikan untuk merealisasikan tujuan-tujuan produksi. Sedangkan yang dimaksud dengan perubahan teknologi adalah perubahan fungsi produksi dalam suatu Kegiatan tertentu, yang dapat memperbesar hasil input tertentu. Yang menyebabkan bertambahnya produksi sama dengan jumlah sumber dan produksi tetapi jumlah sumber lebih sedikit, sehingga teknologi merupakan upaya menciptakan barang cara baru untuk menghasilkan barang dan jasa.
              Teknologi negara sedang berkembang umumnya terbelakang, sedangkan teknologi negara maju memperlihatkan perkembangan dan perubahan yang cepat dalam berbagai bidang. Oleh karena itu, jurang perbedaan tingkat teknologi antara negara berkembang dan negara maju cenderung semakin besar. Perbedaan tingkat teknologi tersebut dapat mempengaruhi kemajuan pembangunan.
              Tingkat perkembangan teknologi maju tentu disesuaikan dengan faktor produksi dan dipengaruhi oleh pertimbangan yang ada. Di satu pihak akumulasi modal dan ilmu pengetahuan terhimpun dalam jumlah yang banyak. Sebaliknya, tenaga kerja merupakan faktor yang kurang, sehingga teknologi ditujukan sebagai upaya penciptaan cara produksi yang menghemat tenaga manusia. Dapat dikatakan bahwa teknologi bertujuan menggantikan tenaga manusia dengan barang modal.
              Teknologi di negara maju dewasa ini merupakan kapital intensif yang membutuhkan modal yang besar. Sebaliknya, di negara-negara sedang berkembang umumnya dibutuhkan juga kelebihan tenaga kerja, khususnya yang tingkat pendidikannya rendah. Pada hakikatnya negara berkembang memerlukan jenis teknologi yang agak berlainan dengan negara maju. Kalau negara sedang berkembang meniru dan mengalihkan teknologi yang dipakai di negara maju, hal ini akan membawa banyak persoalan, terutama karena teknologi tersebut kurang bahkan tidak tepat guna.



      II.            PEMBAHASAN
1.       Sifat – sifat teknologi
Djojohadikusumo (1975) membagi teknologi menurut sifatnya menjadi 3 macam, yaitu :
a.  Teknologi maju
yaitu suatu teknologi yang dipersiapkan untuk menghadapi persoalan yang besar untuk suatu bangsa dalam perkembangan masa depan. Misalnya : teknologi yang menyangkut sumber energi dan mineral, nuklir, dan beberapa aspek pokok dalam bidang teknologi angkasa, laut, dan darat.

b.  Teknologi adaptif
yaitu suatu teknologi yang bersumber pada penelitian dan pengembangan teknologi di negara-negara maju yang disesuaikan dengan pertimbangan-pertimbangan keadaan masyarakat, agar dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya untuk pemecahan masalah-masalah konkrit seperti bidang pangan, permukiman pemeliharaan tanah, dan perkembangan industri. Ukuran-ukuran utama untuk proses adaptasi dalam pengembangan teknologi kita ialah agar cocok, dengan pertimbangan :
Ø  penyerapan tenaga kerja,
Ø  penggunaan bahan dalam negeri,
Ø  neraca pembayaran luar negeri (penambahan devisa dan/atau penghematan).

c.  Teknologi protektif
yaitu teknologi untuk memelihara, melindungi dan mengamankan ekologi dan lingkungan hidup masa depan yang bisa meliputi konservasi, restorasi dan regenerasi sumber daya alam. Unsur pokok teknologi protektif adalah peningkatan kelestarian, memulihkan kesuburan tanah yang tandus, memanfaatkan tanah alang-alang menjadi tanah garapan, dan sebagainya.
Pembagian atau klasifikasi teknologi di atas sangat relevan untuk negara-negara sedang berkembang seperti Indonesia, daripada negara yang sudah maju. Klasifikasi yang umum dalam arti relevan, baik di negara sedang berkembang maupun negara maju adalah klasifikasi teknologi yang berdasarkan tingkat kemajuannya, yaitu : teknologi maju, teknologi madya, dan teknologi rendah. Tapi dari klasifikasi ini tidak memberi batasan-batasan yang bisa menyatakan teknologi ini bisa dikatakan maju, teknologi itu bisa dikatakan madya, atau rendah. Apakah dengan kategori jaman (masa depan, sekarang, dan lampau) yang digunakan sebagai dasar pengklasifikasian teknologi tersebut tidak begitu penting karena yang banyak bersangkut paut dengan pembahasan masalah adalah klasifikasi yang pertama sedangkan yang kedua hanya sekedar pelengkap saja. Akan tetapi keduanya sama-sama memberi gambaran mengenai macam-macam teknologi dalam kaitannya dengan pembangunan ekonomi suatu negara.
Memang tampaknya ada hubungan antara teknologi dengan kekuatan ekonomi suatu negara. Hal ini disebabkan karena teknologi merupakan satu-satunya alternatif yang mampu membangun kekuatan ekonomi, karena dengan sifatnya yang khas dapat menekan biaya produksi dan waktu.




2.       Teknologi dan Kekuatan Ekonomi
a.  Negara Maju
Terdapat suatu anggapan yang kuat bahwa perekonomian dunia banyak didominasi oleh negara-negara maju dalam bidang teknologi. Amerika Serikat, negara-negara Eropa, dan Jepang merupakan contoh nyata negara-negara maju dalam bidang teknologi sekaligus merupakan negara yang kuat pengaruhnya terhadap keadaan ekonomi dunia. Suatu tindakan ekonomi spekulatif dari negara-negara tersebut akan menyebabkan kegoncangan ekonomi negara-negara berkembang yang system perekonomiannya terbuka. Indonesia misalnya, sudah seringkali mengalami kegoncangan ekonomi sebagai akibat tindakan kelompok negara ini.
Lalu bagaimana dengan masalah strategi dan kebijakan yang menyangkut alih teknologi? Strategi dan kebijakan alih teknologi dari negara-negara maju ke negara-negara berkembang telah berlangsung pada masa sesudah Perang Dunia ke II, pada kenyataannya diatur sedemikian rupa sehingga kerja sama tidak akan membahayakan penguasaan keunggulan teknologi oleh negara-negara maju. Hal ini dapat dilihat melalui indikator-indikator yang ada. Biasanya kerja sama yang diadakan oleh negara-negara maju dengan negara berkembang hanya akan menyangkut teknologi madya atau bahkan teknologi-teknologi yang sudah usang. Jika ada kerja sama yang menyangkut teknologi tinggi, biasanya banyak syarat serta batasan-batasan sehingga menyulitkan alih teknologi yang diharapkan oleh negara berkembang dalam kerja sama tersebut.
Alvin Toffler dalam bukunya The Third Wave menganalisis perubahan dan pembaharuan teknologi di dunia. Ia membagi sejarah teknologi menjadi 3 gelombang, yaitu :
-          Gelombang Pertama (800 BC-1700), atau sebelum adanya revolusi industri, periode ini ditandai dengan adanya penerapan teknologi pertanian. Ciri-ciri masa gelombang pertama adalah penggunaan energi alam, energi ini berupa energi yang tersimpan dalam binatang, hutan, atau langsung dari matahari, angin, dan air.
-          Gelombang Kedua (1800-1970), yaitu masa revolusi industri yang dimulai dengan penemuan mesin uap yang akhirnya berkembang ke teknologi elektronis tingkat tinggi. Atas dasar teknologi ini, maka industri berkembang dengan pesat seperti industri batu bara, tekstil, kereta api, mobil, kimia, dan lain-lain. Cara produksi masal menjadi ciri pada gelombang II ini. Adapun ciri khas gelombang kedua ini adalah adanya garis pemisah yang jelas antara produsen dan konsumen.
-          Gelombang Ketiga (1970-2000), ditandai dengan adanya kemajuan teknologi di bidang :
-          komunikasi dan pengolahan data,
-          penerbangan dan aplikasi teknologi angkasa luar,
-          energi alternatif dan energi yang dapat diperbarui,
-          genetik dan bio-teknologi pada umumnya, dengan mikro elektronik serta computer sebagai teknologi intinya.

Di sini jelas ke mana arah perkembangan teknologi dunia dari negara-negara maju yang dapat dipakai sebagai pertimbangan oleh negara-negara berkembang sebagai dasar untuk merencanakan pembangunan teknologinya. Pada gilirannya, nanti negara-negara berkembang tidak hanya menjadi ajang pemasaran barang-barang negara-negara maju tapi dapat membuatnya sendiri di dalam Negeri setidak-tidaknya untuk keperluan sendiri Jika memungkinkan bisa sebagai komoditas ekspor yang sangat potensial sehingga dapat memacu pembangunan ekonomi di negara berkembang tersebut.

b.  Negara Berkembang
Kedengarannya sehat bahwa di banyak negara berkembang masa depan hanya dapat diselamatkan melalui teknologi. Rencana-rencana pembangunan yang menggunakan banyak cakupan, masing-masing dengan strategi tersendiri, sesuai dengan keadaan sumber daya masing-masing Walaupun jalan yang ditempuh memang masih jauh, tetapi sebaiknya harus ditentukan satu kebijakan oleh pemerintah negara-negara berkembang yang pada umumnya peranannya lebih komplek dibandingkan dengan peranan pemerintah di negara maju.
Kebijakan teknologi harus bertujuan menghasilkan keuntungan-keuntungan untuk menunjang kebijakan pembangunan yang pada dasarnya mempertemukan dua aspek, yaitu penggalakan investasi yang memegang pemakaian teknologi baru, dan memaksimalkan penyerapan tenaga kerja. Jadi kunci permasalahan untuk negara berkembang terletak pada bagaimana kebijakan pengadaan teknologi yang pas dengan situasi ketenaga-kerjaan di negara berkembang. Suatu usul pemecahan dalam permasalahan ini adalah menyangkut alih teknologi. Alih teknologi adalah suatu proses pemindahan teknologi yang mencakup bidang teknis maupun non teknis yang tidak dapat diselesaikan sepihak saja. Tujuan akhirnya adalah untuk meningkatkan kualitas hidup manusia. Pengalihan teknologi tanpa diikuti adaptasi dan inovasi yang sesuai dengan kondisi penerima, tidak akan membawa perbaikan-perbaikan malahan dapat mengakibatkan keadaan yang lebih parah. Proses pengalihan teknologi itu dapat berlangsung melalui berbagai saluran, seperti pemerintah, badan-badan internasional, perusahaan-perusahaan, perorangan, dan universitas. Saluran-saluran tersebut sangat diperlukan, karena pada dasarnya antara pemerintahan satu dengan pemerintahan lainnya dibuat persetujuan bantuan teknologi. Biasanya di antara negara maju dengan negara berkembang, atau dapat pula antarnegara berkembang itu sendiri. Bantuan teknologi demikian haruslah berkaitan, dan serasi dengan rencana menyeluruh yang sudah disusun atas dasar kriteria-kriteria yang dijabarkan dari tujuan pembangunan negara penerima teknologi. Pemerintah dapat pula membeli suatu teknologi di pasaran dunia untuk keperluan pembangunannya, walaupun biasanya mahal tetapi lebih cepat diperoleh dan lebih murah daripada jika teknologi tersebut harus diciptakan dan dikembangkan dengan pembiayaan dan penelitian sendiri. Selain itu, pemerintah atau perusahaan nasional, secara sendiri-sendiri atau bersama-sama dapat mengadakan suatu hubungan pemindahan teknologi dengan perusahaan luar negeri dalam rangka mendatangkan, dan akhirnya memiliki teknologi yang dimaksud. Pemindahan teknologi seperti itu dapat dilakukan dengan berbagai cara, misalnya turn key project, pembelian hak paten, pengaturan lisensi, pengaturan royalties, dan joint venture.
3.       Konsepsi Kemajuan Teknologi
Kita telah melihat bahwa hampir dalam setiap teori pertumbuhan, kemajuan teknologi selalu memegang peranan penting dalam pertumbuhan ekonomi. Teori Arthur Lewis misalnya, memberi peranan kepada kemajuan teknologi hanya secara tersirat (implisit) dan memusatkan perhatian pada aspek lain, yaitu peranan akumulasi kapital di sektor modern. Sebaliknya, teori Schumpeter memberikan posisi sentral kepada proses inovasi atau kemajuan teknologi dalam proses perkembangan ekonomi. Tetapi semua teori menganggap kemajuan teknologi sebagai faktor yang tidak bisa diabaikan dalam proses evolusi perekonomian.
Anggapan teoritis ini memang sesuai dengan kenyataan. Khususnya apabila kita melihat sejarah negara-negara yang telah mengalami pertumbuhan ekonomi yang mantap dan dalam jangka waktu yang cukup lama, yaitu negara-negara yang sekarang maju. Disitu kita jumpai bahwa kemajuan teknologi merupakan sumber pertumbuhan output yang sangat penting, bahkan mungkin yang paling penting di antara faktor-faktor pertumbuhan ekonomi lainnya.
Untuk kepentingan perumusan kebijaksanaan tidaklah cukup hanya mengetahui fakta bahwa kemajuan teknologi adalah sumber pertumbuhan output yang sangat penting. Kita harus mengetahui sumber dari kemajuan teknologi itu sendiri. Kemajuan teknologi bisa bersumber dari peningkatan produktivitas manusianya, misalnya karena lebih sehat, lebih terampil, lebih terdidik, dan lebih bermotivasi untuk bekerja. Kemajuan teknologi bisa berasal dari mesin tipe yang lebih baru dan lebih produktif atau mungkin kemajuan teknologi tidak langsung berkaitan dengan peningkatan kualitas produktivitas dari manusia (L) atau mesin (K), tetapi bersumber pada, misalnya perbaikan organisasi produksi yang meningkatkan efisiensi kerja baik dari K maupun dari L. Masing-masing jenis kemajuan teknologi ini mempunyai implikasi kebijaksanaan yang berbeda. Untuk menggalakkan produktivitas L, diperlukan program kesehatan buruh yang baik, latihan dan kursus-kursus keterampilan yang baik, atau sistem pendidikan yang baik dan sebagainya. Untuk menggalakkan kemajuan teknologi yang bersumber pada perbaikan produktivitas K, diperlukan kebijaksanaan lain, misalnya subsidi untuk penemuan, keringanan pajak kepada para investor baru yang diharapkan membeli mesin-mesin baru dengan teknologi baru) atau subsidi bahan bakar dan listrik untuk industri industri dan sebagainya.
Jadi jelas sangat penting untuk mengetahui jenis kemajuan teknologi apa yang bisa memberikan sumbangan yang paling besar kepada pertumbuhan output, sebab jenis kebijaksanaan yang diperlukan untuk mendorong kemajuan teknologi lainnya. Ekonom membedakan tiga macam kemajuan teknologi yang bersifat sederhana.
-          Pertama, kemajuan teknologi yang khusus meningkatkan efisiensi setiap unit tenaga kerja. Dengan kemajuan teknologi ini seorang pekerja dengan mesin atau alat yang sama bisa meningkatkan outputnya.
-          Kedua, kemajuan teknologi yang meningkat produktivitas kapital (mesin) tetapi tidak mempengaruhi. Ini adalah saudara sepupu dari kemajuan teknologi yang pertama disebut di atas, hanya saja yang mengalami kemajuan teknologi adalah faktor produksi
-          Ketiga, kemajuan teknologi yang meningkatkan produktivitas manusia atau mesin.
4.       Teknologi Tepat dan Penyerapan Tenaga Kerja
Masalah yang paling mendesak untuk banyak negara berkembang adalah penyediaan lapangan kerja untuk berjuta angkatan kerja. Hal ini disebabkan selain tingkat pertambahan tambahan penduduk di negara-negara berkembang tersebut tinggi, juga karena struktur kependudukannya berbentuk piramida di mana tingkat usia produktif persentasenya besar. Kenyataan ini seharusnya menjadi pertimbangan utama untuk perancang ekonomi di negara-negara berkembang.
Kita melaksanakan industialisasi secara besar-besaran. Ini berarti bahwa investasi akan melampaui kemampuan negara berkembang karena berbagai penelitian memperlihatkan rata-rata satu lapangan kerja di bidang industri membutuhkan investasi yang berkisar antara satu samapi dua juta rupiah, namun jika kita melaksanakan secara paksa pemindahan teknologi secara besar-besaran, berarti akan menambah ketergantungan atas penyediaan teknologi dari luar, mengadakan distorsi-distorsi pada konsumsi untuk barang konsumsi berkualitas tinggi yang berarti mengurangi tabungan dan mengarah ke realokasi sumber-sumber kekayaan lepas dari barang-barang kebutuhan pokok.
Oleh karena itu, maka kita perlu menerapkan teknologi yang benar-benar dapat memecahkan masalah yang ada tanpa menimbulkan masalah lain yang mungkin tambah rumit. Alasan-alasan yang mendukung diterapkan teknologi tepat di negara-negara berkembang adalah :
Ø  Teknologi tepat (sederhana) lebih mudah dipahami, atau dipraktekkan oleh masyarakat yang masih berada dalam tingkat kebudayaan teknologi yang rendah.
Ø  Peralatannya lebih murah dan memberikan kemungkinan skala produksi lebih rendah.
Ø  Peralatan tua atau peralatan bekas yang mencakup teknologi lebih sederhana, kini dengan mudah dapat diperoleh dari negara-negara industri dengan harga murah.
Ø  Teknologi menengah yang bersifat padat karya membuka kesempatan kerja yang lebih luas.
Ø  Dari segi kemasyarakatan, teknologi menengah tidak bersifat destruktif, oleh karena itu kepincangan sosial dapat dihindarkan atau diminimumkan.

 Teknologi tepat merupakan alternatif terbaik untuk negara berkembang karena pilihan yang sebenarnya dilakukan adalah berdasarkan basis produksi, tersedianya tenaga kerja, luasnya pasaran serta pertimbangan-pertimbangan sosial ekonomi lainnya. Untuk mendukung implementasi strategi baru maka kebijakan akumulasi modal manusia menjadi tumpuan utama, karena dengan jalan inilah penguasaan dan pengembangan teknologi dapat dicapai Implikasinya untuk permintaan tenaga kerja professional adalah kurangnya tenaga insinyur, teknisi menengah dan rendah baik secara kuantitas maupun kualitas.
Dewasa ini perkembangan industri di Indonesia yang cukup pesat sebagian besar masih bersifat padat modal. Sumbangan modal terhadap pendapatan nasional diperkirakan mencapai sekitar 75% sedangkan sumbangan tenaga kerja di bawah 20%. Ini menunjukkan produktivitas tenaga kerja yang rendah. Sumbangan di luar modal dan tenaga kerja atau apa yang dikenal sebagai Produktivitas Total Faktor Produksi (Total Factor Productivity) masih sangat rendah atau bahkan tidak berarti. Keadaan ini menunjukkan masih lemahnya kemampuan modal manusia dan teknologi yang menyatu dalam keterampilan pekerja, karena itu peningkatan produksi masih sangat bergantung pada modal fisik.
Jadi untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkesinambungan dalam jangka panjang kuncinya adalah meningkatkan produktivitas kapasitas terpasang. Akumulasi modal manusia inilah yang akan menentukan kemampuan untuk menguasai dan mengembangkan teknologi. Kemampuan teknologi sebenarnya menyatu (embodied) dalam diri manusia bukan mesin.
Pengembangan industri ditekankan pada industri-industri yang mempunyai nilai tambah tinggi yang digolongkan sebagai industri prioritas. Pengembangan industri prioritas ini memerlukan campur tangan pemerintah, tentunya sedapat mungkin melibatkan keikut-sertaan swasta Namun karena besarnya investasi dan risiko maka perusahaan swasta tidak dapat melakukan sepenuhnya sehingga peranan pemerintah menjadi dominant .industri prioritas tersebut antara lain adalah logam dasar, permesinan, elektronika (bukan sekedar perakitan), rancangan bangun, dan industri transportasi komersial (seperti pesawat terbang, kapal, kereta api, dan kendaraan niaga). Industri prioritas ini dipilih dengan harapan dapat memperbesar akumulasi modal manusia karena tuntutan pada kualitas pekerja yang tinggi dalam rekayasa (engineering), menggerakkan perekonomian dalam jangka panjang, dan memperkuat atau memperdalam struktur industri. Campur tangan pemerintah sifatnya hanya sementara, dan pada akhirnya industri-industri tersebut harus mampu bersaing di pasar internasional.
ndustri lainnya terutama yang mempunyai keunggulan komparatif sebaiknya dideregulasi dengan membiarkan mekanisme pasar dan perusahaan swasta lebih berperan, karena industri jenis itu lebih baik untuk berkembang sendiri. Industri berdasarkan sumber daya alam (resource based) seperti kimia, kertas, kayu lapis, berbagai jenis agroindustri, dan industri yang mengandalkan buruh murah seperti tekstil, sepatu, dan garmen sepantasnya dibebaskan untuk dikembangkan oleh pihak swasta. Dukungan pemerintah adalah pada peningkatan kualitas modal manusia, R&D, dan infrastruktur fisik.
Pengembangan teknologi melalui R&D perlu mendapatkan dukungan langsung pemerintah yang lebih besar dan semakin didorong pelaksanaannya di tingkat perusahaan dengan berbagai insentif. Teknologi-teknologi yang diprioritaskan pengembangannya harus dapat mendukung perkembangan tidak saja industri lain yang dikelola oleh swasta. Teknologi prioritas lainnya adalah bioteknologi, teknologi bahan (materials technology), teknologi elektronika dan informasi, dan teknk Kunci dalam mengembangkan kekompetitifan sektor industri nasional.




5.       Kendala Pelembagaan IPTEK (Kasus di Pedesaan)
Di Indonesia teknologi memang sudah sejak beberapa dekade terakhir merambah kawasan pedesaan, di antaranya bahkan ada teknologi yang canggih, seperti teknologi komunikasi satelit. Namun pemasukan teknologi ke dalam kehidupan desa tidak dirancang menurut sistem yang benar, dan ada yang datang bersama dengan penggusuran kehidupan desa, seperti jalan tol, pabrik, hotel, dan sebagainya. Masuknya teknologi seperti ini tanpa perencanaan yang benar, sehingga mempunyai penafsiran yang kabur (biased perception) dalam masyarakat desa tentang hakekat teknologi. Apalagi jika datangnya menimbulkan sikap dengki. Penafsiran yang kabur dan sikap dengki menambah berat kendala pelembagaan IPTEK pada kehidupan desa.
Ditengarai kesalahan penyaluran teknologi ke masyarakat desa disebabkan oleh karena lebih mendorong pola hidup konsumtif daripada produktif dan teknologi produksi baru dimasukkan ke dalam sistem produksi pertanian yang telah mapan tanpa penyesuaian. Sebagai contoh pelistrikan desa, pelistrikan desa berciri konsumtif karena mendahulukan penerapan rumah, kantor dan jalan daripada untuk menumbuhkan dan mengembangkan kegiatan produktif. Sepeda motor yang meningkatkan mobilitas penduduk desa secara pesat lebih banyak menumbuhkan pola hidup konsumtif daripada mendorong meningkatkan produksi dan melancarkan pemasaran hasil produksi. Paket siaran TV yang padat hiburan dan iklan barang konsumsi masuk ke desa lewat teknologi komunikasi canggih. Masyarakat desa setiap hari disuguhi gambaran kemewahan dan kemudahan hidup tanpa diimbangi suguhan gambaran kesanggupan IPTEK meningkatkan pendapatan dengan usaha yang berkelanjutan.
Teknologi yang tidak berwawasan ekosistem desa yang dimasukkan secara paksa, tidak dapat terserap ke dalam pola hidup masyarakat desa, akhirnya teknologi itu hanya sebagai tempelan hiasan. Teknologi tersebut berjalan selama masih ada perangsang dalam rangka proyek atau program pembangunan nasional. Teknologi itu tidak terlanjutkan dengan daya sendiri karena menyalahi asasnya sendiri. Teknologi yang diterapkan secara paksa atau yang tidak berwawasan lingkungan atau yang datang bersama dengan pengacauan kehidupan desa, bersifat kontra produktif untuk pelembagaan IPTEK pada kehidupan desa. Kalau keadaan ini berlanjut, masyarakat desa akan cenderung mencurigai dan menjauhi teknologi produktif semacam itu dan memilih mencari kepuasan dari teknologi konsumtif. Untuk menumbuhkan sikap menghargai teknologi dan menerima kehadirannya, khususnya teknologi produktif, maka lima cara perlu ditempuh bersama-sama, yaitu :
Ø  Membetulkan sistem penyaluran teknologi ke masyarakat pedesaan dengan mendahulukan teknologi produktif.
Ø  Mengembalikan teknologi pada asasnya sebagai jembatan antara keadaan ekologi dan sistem ekonomi masyarakat bersangkutan, dalam hal ini masyarakat pedesaan.
Ø  Menghindarkan pameran teknologi sebagai alat kesewenang-wenangan atas masyarakat pedesaraan.
Ø  Membimbing masyarakat desa menjadi suatu masyarakat yang mandiri dalam arti kita tahu hal yang terbaik untuk diri mereka, percaya diri akan kemampuan dan kesanggupan mereka, dan meyakini bahwa sumber daya yang dikaruniakan kepada mereka adalah asset yang dapat memberikan manfaat sebaik-baiknya.
Ø  Menumbuhkan sikap menghargai pengetahuan empiris dan teknologi tradisional mereka sendiri dalam masyarakat pedesaan sebagai pangkal tolak setiap kemajuan dan pembaruan IPTEK di lingkungan hidup mereka
.
Tiga cara pertama merupakan upaya terhadap faktor-faktor luar, sedang dua cara terakhir merupakan upaya terhadap faktor-faktor internal. Untuk menjalankan upaya-upaya tadi perlu pengenalan secara baik watak, perilaku, keinginan dan kebutuhan masyarakat desa bersangkutan yang terbentuk oleh interaksi mereka dalam waktu yang lama di lingkungan mereka sendiri di mana mereka hidup dan berkarya. Dengan pengenalan ini akan diperoleh pemahaman tentang pengetahuan empiris dan teknologi tradisional mereka yang terbangun oleh sistem penelitian dan pembangunan informal mereka yang telah bekerja selama ratusan bahkan barangkali ribuan tahun. Dalam hal pertanian, kekhususan berkenan dengan lingkungan merupakan suatu ciri yang sangat mencolok (Ghildyal, 1984). Maka teknologi produksi pertanian tidak dapat dibuat paket yang harus berlaku di mana-mana, sehingga dalam pencetakan sawah tidak boleh dilakukan di mana saja.



6.       Pemindahan, Penyebaran dan Pemilihan Teknologi
Tiga hal yang berkaitan dengan teknologi adalah pemindahan, penyebaran, dan pemilihan teknologi dijelaskan sebagai berikut :
1.       Pemindahan teknologi
Pemindahan teknologi menyangkut Kegiatan yang sengaja direncanakan dan mempunyai tujuan untuk memindahkan teknologi dari negara yang satu ke negara yang lain, atau dari satu pemanfaatan ke pemanfaatan yang lain. Cara pemindahan teknologi dapat melalui berbagai saluran yang paling penting adalah melalui pemerintah, badan internasional, perusahaan, perorangan, dan universitas.
Ada dua sifat pemindahan (transfer) teknologi, yaitu transfer horisontal dan transfer vertikal.
a.       Transfer horisontal
Yang dimaksud dengan transfer horisontal adalah teknologi yang sudah ada diterapkan dalam sektor produksi yang bersangkutan. Perpindahan itu terjadi dengan perantaraan penggunaan unsur fisik, mesin, peralatan, perlengkapan, komponen, blue prints, manual, serta unsur informasi, proses, perumusan, pengetahuan, cara produksi, cara pemasaran, dan cara pengolahan.
Perpindahan jenis tersebut merupakan pola umum di negara berkembang, yang berarti bahwa penerimaan teknologi pada proses awalnya tidak dapat meningkatkan derajat teknologi. Dengan demikian, proses berikutnya akan mencakup unsur baru atau inovasi, yang meliputi perpindahan secara vertikal. Contohnya adalah pembelian lisensi terhadap teknologi. Cara itu dilakukan oleh negara Jepang pada saat permulaan menjadi negara industri. Dengan cara itu Jepang kemudian melakukan pengembangan sendiri dan penerapan inovasi produktif dalam peniruan teknologi yang dibelinya, sehingga akhirnya berhasil menemukan industri.
b.      Transfer vertikal
Dalam hal ini teknologi yang sudah ada yang diproses melalui penelitian dasar, penelitian terapan, dan pengembangan menjadi suatu teknologi baru atau teknologi yang disesuaikan. Penelitian dan pengembangan (research and development) memegang peranan penting sekali. Proses tersebut mengandung unsur dinamis yang dikenal dengan istilah inovasi.
Perpindahan secara vertikal merupakan gejala yang umum di negara industri yang sering dijumpai di sektor industri yang padat ilmu dan padat modal Contoh pemindahan vertikal adalah pada saat negara Amerika Serikat menemukan penemuan dari hasil proyek NASA (National Aeronautic and Space Administration) untuk kepentingan masyarakat luas.

2.       Penyebaran Teknologi
Hasil pemindahan teknologi, baik yang bersifat horisontal maupun vertikal, dapat dikaitkan dan diintegrasikan ke dalam proses yang berlangsung dalam masyarakat pada saat pemindahan ataupun penemuan teknologi tersebut.
3.       Pemilihan Teknologi
Merupakan Kegiatan secara menyeluruh suatu negara memilih teknologi yang akan diterima, diserap, dicetuskan, atau dikembangkan agar tepat dan serasi dengan tujuan pembangunan. Kemampuan negara berubah dari proses yang sedang berlangsung di dalam masyarakat.




7.       Proses Transfer Teknologi
Transfer teknologi dapat dilakukan menurut beberapa cara berikut :
1.       Package Transfer
Package transfer adalah transfer teknologi melalui penanaman modal asing (direct foreign investment) atau joint-venture langsung. Cara tersebut dibedakan lagi menjadi transfer internal dan transfer eksternal.
Transfer internal adalah transfer yang terjadi melalui pemindahan pengetahuan dari investor asing kepada pekerja lokal, baik melalui observasi pelatihan maupun melalui cara mengerjakannya secara langsung. Di dalam bentuk joint venture biasanya transfer tersebut berlangsung lebih efektif dalam hal pengetahuan kepemimpinan dan penanganan alat dan mesin yang bersangkutan. Cara itu hanya dapat betul-betul efektif apabila memang kesempatan untuk itu ada. Hal itu juga tergantung pada negosiasi sebelumnya, terms of reference, dan pelaksanaan terms of reference secara konsekuen.
Transfer eksternal, terjadi apabila pekerja lokal atau tenaga manajemen lokal suatu perusahaan joint venture pergi ke perusahaan lain yang sejenis untuk mengikuti pelatihan atau untuk mengetahui metode terbaru.
2.       Unpackage Channel Transfer
Unpackage channel transfer adalah cara transfer teknologi yang lebih sederhana. Biasanya dilakukan melalui buku, pameran dagang dan industri, seminar internasional, atau melalui penempatan ahli yang bersifat sementara. Hal itu dimaksudkan untuk membantu perusahaan dalam rangka pemasangan dan pengawasan mesin dengan after sales service-nya. Dalam pengertian tersebut termasuk pula pengiriman ahli ke luar negeri. Demikian pula transfer melalui licensing agreement atau patent agreement.
Selain kedua cara tersebut di atas, transfer teknologi juga dapat dilakukan melalui :
1.       Pemberian Lisensi dan Hak
Pemberian lisensi dan hak merupakan sistem pengalihan teknologi yang sangat terperinci dan cermat, yang meliputi peralatan dan petunjuk manajemen yang melibatkan perusahaan ke dalam kegiatan lengkap secara menyeluruh, mulai dari survey pasar, disain produk, produk campuran, rencana produksi, lay out pabrik, pengujian mutu, prosedur dan proses pembuatan, pengawasan keuangan dan seluruh ragam produksi.
Langkah-langkah untuk mencapai hal itu adalah :
a.       membangun kesadaran perusahaan subkontraktor,
b.      mengarahkan spesialisasi, dan
c.       mendirikan pabrik.
2.       Subkontrak
Hubungan antara perusahaan besar dan para subkontraktor dapat erat sekali, hampir seperti perusahaan induk dan perusahaan anak.
3.       Memasok peralatan dan bahan baku
Dari efisiensi waktu, sumber, dan dana, teknik trial and error kurang efektif dan efisien untuk diterapkan. Oleh karena itu, pertimbangan serta analisis pada kemampuan serta kebutuhan penerima perlu diperhatikan, yakni dengan memodifikasi paket yang diajukan agar sesuai dengan penerima.



    III.            PENUTUP
Pembangunan berkelanjutan bertumpu pada tiga pilar atau dimensi, yaitu dimensi ekonomi, sosial dan lingkungan hidup serta teknologi.
Teknologi telah berkembang dengan pesat, sehingga segala pemberian alam telah dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan kesejahteraan manusia, dan sebaliknya juga telah dapat menurunkan kualitas hidup dan kehidupan manusia, terutama kalau penggunaan teknologi itu didasarkan pada tanggung jawab moral.
Pembangunan berkelanjutan atau sustainable developmen dapat dicapai dengan penguasaan pengetahuan dan teknologi yang baik. Penguasaan iptek yang baik hanya bisa terjadi kalau dilakukan proses pembudayaan iptek secara sistematis, terstruktur dan didasarkan pada aspek konservasi.
Tindakan konservasi tidak hanya dilakukan dalam pengertian yang klassik (sempit) saja, tetapi yang lebih utama adalah dalam pengertian yang modern, agar kegiatan pembangunan dapat berlangsung terus menuju masyarakat yang berkelanjutan.



    IV.            Daftar Pustaka

SHARE

Milan Tomic

Hi. I’m Designer of Blog Magic. I’m CEO/Founder of ThemeXpose. I’m Creative Art Director, Web Designer, UI/UX Designer, Interaction Designer, Industrial Designer, Web Developer, Business Enthusiast, StartUp Enthusiast, Speaker, Writer and Photographer. Inspired to make things looks better.

  • Image
  • Image
  • Image
  • Image
  • Image
    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 komentar:

Posting Komentar

luvne.com ayeey.com cicicookies.com mbepp.com tipscantiknya.com kumpulanrumusnya.comnya.com